Minggu, 15 Januari 2012

Kuku Bima Energi Roso-Roso.



Ramalan Joyoboyo "Hari Kiamat" 2022

Sri Aji Joyoboyo sejak masih dalam kandungan sudah mempersatukan dua kerajaan yang terpisah oleh sebuah sungai yang masih misterius* menjadi Kediri.  Joyoboyo buah hati daripada kisah Romeo dan Juliet dari Tanah Jawa antara Putra Mahkota Jenggala dan Daha yakni Raden Panji (Inu Kertapati) dan Dewi Sekartaji. Semasa Joyoboyo marak sebagai Raja Kediri, wilayah kekuasaan dan pengaruhnya meliputi separoh Nusantara. Pada masa itu juga kebudayaan Jawa mencapai puncaknya di bidang ilmu pengetahuan, sastra, dan seni. Kitab-kitab dari Mahabarata dan Ramayana diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa Kuno.
     Sri Aji Joyoboyo juga seorang nujum masyhur yang diakui selama berabad-abad. Dan salah satu yang dianggap tidak masuk akal karena belum terbukti kebenarannya ialah prediksi mengenai hari kiamat pada tahun 2100 Saka atau 2022 Masehi. Sejak Tanah Jawa diisi oleh manusia untuk kedua kalinya maka selama 700 tahun pertama, 700 tahun kedua, dan 700 tahun ketiga akan mengalami jaman-jaman berbeda tiap seratus tahun. Jaman Kalabendu, jaman Kalasuba, dan seterusnya akan berakhir pada 2022 dan terjadilah kiamat atau pergantian jaman baru yang berbeda dibandingkan 2100 tahun sebelumnya. Setelah hari akhir atau kiamat atau ganti jaman baru itu maka Pulau Jawa akan diisi manusia untuk ketiga kalinya.
    Kalender Suku Maya di Amerika Latin juga akan berakhir pada Desember 2012, dan di sana pun akan terjadi kiamat, pemurnian bumi, atau memasuki jaman baru. Juga di Eropah menurut Nostradamus akan mengalami hal yang sama. Lain Eropa, lain Amerika Latin, dan lain pula Pulau Jawa. Masing-masing ketiga tempat tersebut mengalami jaman baru di waktu yang berbeda, dan karena berbeda maka yang terjadi bukanlah kiamat besar-besaran.
    Hari Kiamat besar-besaran menurut ilmu pengetahuan modern akan terjadi jika bahan bakar nuklir energi matahari habis, dan telah dihitung para ahli akan habis puluhan milyar tahun lagi. Lain lagi dengan perhitungan Nasa (badan antariksa Amerika Serikat) bahwa kiamat tidak besar terdekat ialah saat terjadinya badai matahari pada 2090-an atau pun terjadinya hujan meteor sekitar tahun 2050-an. Badai Matahari dan hujan meteor memiliki dampak negatif pada kehidupan di bumi dalam prosentasi sekitar 0,001 %.
      Global warming atau pemanasan global akibat industrialisasi dan penggunaan bahan bakar fosil bisa jadi mengubah sama sekali segala macam prediksi alamiah datangnya hari kiamat di atas. Akibat ulah manusia yang asyik dengan teknologi modern dan pengetahuan super modern itu maka datangnya hari kiamat bisa saja setiap waktu dan setiap tempat akan terjadi kiamat masing-masing. Cuaca berubah menjadi ekstrim dan terjadinya bencana alam akibat habisnya hutan-hutan di bumi. Usaha yang dilakukan oleh segala macam badan dunia mulai dari PBB hingga "Green Peace" tampak jelas tidak akan mampu menghentikan global warming itu sendiri, hingga kelak terjadinya kiamat bumi, yang otomatis akan menghentikan segala ulah manusia dan juga memulihkan keadaan menjadi seperti sediakala kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar